PRINSIP DASAR MODIFIKASI MOTOR



Posted by: admin : Category: Artikel, Modifikasi






Jakarta
. Sejalan dengan banyaknya jenis dan type motor yang beredar dijalanan, banyak pengendara motor/rider yang memodifikasi motornya agar “beda” dengan motor lainnya. Aliran yang diambil macam-macam, seperti misalnya: Supermoto, Motocross, chopper, classic, retro, ceper, rat bike, street fighter dan lain-lain.

Seringkali terjadi, dibalik modifikasi yang serba “wah” dan “cool”, terdapat kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan segi teknis maupun tampilan.
Entah karena dana yang terbatas atau memang kurang pergaulan, sering ditemukan modifikasi yang “kacau” dan “tidak safety”. Bisa dilihat motor yang paduan warnanya kontras tapi cenderung norak, atau motor yang dimodif tinggi tapi bannya ukuran standar, atau lampu yang terlalu kecil/besar dibandingkan body dan lain2nya. Kecuali modifikasi memang dikhususkan untuk show atau pameran, faktor fungsi akan dikesampingkan.

Menurut hemat saya, inti dari seni modifikasi untuk motor harian terdiri dari dua, yaitu: FUNGSIONAL dan PROPORSIONAL.
Hal-hal apa saja yang tercakup didalamnya, adalah seperti sebagai berikut ini.

1. FUNGSIONAL
Hal-hal yang berkaitan dengan fungsi dari si motor itu sendiri dan juga kelaikan jalannya.
a. Faktor Safety
Modifikasi tidak boleh mengesampingkan faktor safety pada saat dikendarai. Seperti modifikasi rem dan kaki-kaki. Jika memang chasis tidak memungkinkan, jangan dipaksakan untuk dibuat monoshock atau menggunakan peninggi shock yang tidak safety: diputar atau menambah anting atas. Shock akan cepat bengkok dan titik center wight menjadi bergeser sehingga handling motor berubah dan cenderung kurang stabil. Juga pemilihan ban harus sesuai dengan kondisi jalan dan bentuk motor. Menggunakan ban tapak kecil untuk motor yan gsudah dimodifikasi menjadi supermoto hanya mencari penyakit saja karena motor menjadi tidak imbang apalagi dikecepatan tinggi.

b. Kelengkapan dan Kesesuaian Dengan Standar.
Modifikasi yang menyangkut kelengkapan kendaraan dan kesesuaian detail seperti warna lampu dan spion. Jangan menggunakan lampu bohlam putih untuk rem, selain menyilaukan pengendara dibelakang, juga tidak sesuai dengan UULAJ yang mengharuskan warna merah untuk lampu stop/rem. Jangan menggunakan warna selain standar untuk head lamp. Contohnya head lamp dilapis sticker transparan merah atau biru. Warna merah dan biru tidak bisa menganalisir kondisi jalan berlubang dijalanan yang sangat gelap/minim penerangan karena jatuhnya bayangan saru dengan warna lampu yang biru atau merah.

c. Kesesuaian Motor Dengan Pengendara.
Jangan memodif motor yang mengakibatkan pengendaranya menjadi susah. Contohnya, dengan tinggi hanya 155 cm, memodif motor menjadi Supermoto dengan ground clearence 30 cm misalnya. Atau badan kurus kecil, modif motor menjadi chopper ala Harley fatboy. Atau motor dengan gaya low rider extrem sampai dek atau chasis menggosok aspal.
Secara tampilan dan juga faktor kenyamanan bagi yang bersangkutan sudah pasti nol besar.

2. PROPORSIONAL
Modifikasi motor, selain faktor safety, juga harus memperhatikan bentuk dan keselarasannya. Banyak ditemukan modifikasi motor yang “maksa” dan cenderung “nyakitin mata” karena tidak proporsional.
Yang tercakup didalamnya adalah:
1. Detail
Detail disini, dimaksudkan bahwa modifikasi yang dilakukan tidak sembarangan/asal2an. Semua bagian dari motor tersentuh dan tidak terabaikan. Bentuk las-an, warna, sampai pemilihan baut dan sticker yang sesuai dengan tema dari modifikasi. Kemudian penempatan/pemilihan asesoris yang sesuai dan tidak maksa. Panjang x lebar x tinggi, penggunaan/pemilihan tipe ban dll.

2. Thematis
Modifikasi yang baik, tidak mengabaikan thema dari modifikasinya. Misalnya Supermoto, sebaiknya tidak menggunakan setang jepit atau ban kecil misalnya. Atau Street Fighter tidak menggunakan lampu yang besar dan “berat”. Juga chopper, mungkin akan aneh jika menggunakan spakbor depan trail misalnya.
Sticker juga jangan asal pasang. Sebelum modif cari tau dulu thema sticker yang cocok untuk ditempel di body motor. Jangan menggunakan sticker Harley untuk Supermoto, karena hanya buat motor jadi aneh dan bahan ketawaan.

3. Kerapihan
Sudah pasti bangga menjadi anak Club Motor, banyak teman dan status sosial tersendiri. Tapi jika penempatan sticker club yang terlalu banyak dan “asal tempel yang penting muat” malah akan mengurangi kadar keindahan dari hasil modifikasinya. selain itu, bahan sticker club biasanya kurang bagus, sehingga baru diipasang sebulans udah pudar atau rontok dan meninggalkan bekas.

4. Teknikal
Modifikasi juga harus menyentuh bagian mesin. Percuma motor tongkrongan Supermoto atau Street Fighter tapi larinya cuma bisa mengimbangi angkot dan kopaja saja. Bukan menyarankan untuk kebut2an, tapi sebaiknya ada penyesuaian sehingga modifikasi “tidak percuma”.
Selain itu, pengapian dan pemilihan Knalpot tidak bisa diabaikan. Salah pemilihan jenis knalpot bisa berakibat fatal pada mesin dalam jangka panjang. Penggunaan lampu-lampu tambahan yang berlebihan juga menambah beban mesin dan memperpendek umur aki dan perangkat kelistrikan lainnya.

Demikian secara singkat, inti dari sebuah modifikasi motor untuk penggunaan harian/touring. Semoga bisa menjadi bahan pertimbangan bari kawan-kawan yang ingin memodifikasi motor agar tidak “salah bikin” atau “maksa”.

Salam Brotherhood!

Ditulis oleh Temmy “Red DeviL” Himawan
Jakarta, 1 Desember 2008

Komentar

Postingan Populer